Apakah Anda pernah mendengar istilah blue light? Blue light atau cahaya biru adalah jenis cahaya yang memiliki gelombang terpendek, yang biasanya terdapat pada berbagai layar digital, seperti layar komputer atau laptop, televisi, maupun ponsel dan peralatan elektronik lainnya. Cahaya biru tersebut awalnya diciptakan sebagai sinar buatan untuk menerangi layar gadget yang kita gunakan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa gadget seperti smartphone telah melekat dalam kehidupan kita sehari-hari. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, penggunaan gadget mendukung berbagai aspek kehidupan seperti sosial, pekerjaan, dan pendidikan. Sehingga secara tidak sadar sering kali kita menggunakan gadget dalam waktu yang lama. Akibatnya, tubuh kita terutama bagian wajah sering terpapar blue light. Lalu apakah dampaknya bagi kesehatan?
- Bisa merusak retina mata
Sinar tampak termasuk sinar biru bisa masuk ke dalam mata. Sayangnya, mata manusia tidak memiliki cukup proteksi dari paparan sinar biru, baik yang berasal dari sinar matahari maupun peralatan elektronik. Sinar biru dapat menembus bagian luar mata hingga menembus ke bagian terdalam yaitu retina.
Hal ini dapat menyebabkan efek jangka panjang berupa kerusakan pada retina.Jika terkena paparan sinar biru secara berlebih, seseorang akan lebih berisiko terkena degenerasi makula, glaukoma, dan penyakit retina degeneratif.
Degenerasi makula bisa berujung pada hilangnya kemampuan melihat. Pada anak-anak berusia di bawah sepuluh tahun, resikonya akan lebih tinggi karena kondisi mata yang belum sepenuhnya sempurna. Lensa dan kornea mata anak masih sangat transparan dan rentan terekspos sinar, sehingga terlalu banyak paparan sinar biru merupakan hal yang harus dihindari demi menjaga mata anak.
- Bisa menyebabkan mata lelah
Seiring dengan perkembangan zaman, ditambah lagi ketika era pandemi saat ini, kebanyakan orang menghabiskan waktu di depan layar digital terutama laptop dan smartphone. Jarak antara mata dengan layar, durasi penggunaan, serta sinar biru yang diemisikan oleh layar mengakibatkan mata menjadi lelah atau yang dikenal sebagai digital eye strain. Kondisi ini merupakan kondisi medis yang bisa mempengaruhi produktivitas seseorang dengan gejala antara lain pandangan kabur, mata kering dan iritasi, susah fokus, serta sakit kepala, leher, dan punggung.
- Bisa merusak kulit wajah
Masing-masing perangkat digital memiliki tingkat paparan sinar biru yang berbeda. Misalnya, televisi akan lebih sedikit memaparkan sinar biru ketimbang komputer karena jarak antara pengguna dengan layar pun lebih jauh. Sinar biru tersebut akan menghancurkan kolagen melalui stres oksidatif. Bahan kimia dalam kulit yang disebut flavin akan menyerap sinar biru. Reaksi yang terjadi selama penyerapan tersebut menghasilkan molekul oksigen yang tak stabil yang bisa merusak kulit.
Paparan sinar biru disebut lebih beresiko pada kulit berwarna, yaitu menyebabkan hiperpigmentasi pada kulit sedang hingga gelap. Sedangkan untuk kulit yang lebih terang, resiko ini cenderung lebih kecil.
Selain itu, kebiasaan memainkan gadget pada malam hari juga meningkatkan resiko dari paparan sinar biru. Cara paling sederhana untuk melindungi mata dan kulit wajah Anda dari paparan sinar biru adalah dengan mengaktifkan modus malam pada perangkat digital, sehingga layar berwarna pun menjadi lebih hangat, atau Anda dapat menggunakan fitur blue light filter yang umumnya sudah tersedia pada smartphone. Namun cara ini tidak menghilangkan resiko kesehatan yang timbul. Sebaiknya jauhkan atau matikan gadget Anda beberapa jam sebelum tidur untuk menghindari bahaya yang dapat ditimbulkan.