Waspadai 5 Bentuk Penyalahgunaan Media Sosial Ini

Penggunaan media sosial hampir tak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Kemajuan teknologi turut mendukung berkembangnya media sosial. Media sosial memang memberikan banyak manfaat jika digunakan dengan tepat. Melalui media sosial, seseorang dapat menambah pengetahuan serta mendapatkan informasi perkembangan yang sedang terjadi. Media sosial juga kini banyak dimanfaatkan dalam mendukung bisnis atau pekerjaan.

Namun tak bisa dipungkiri, keberadaan media sosial juga dapat membahayakan serta membawa dampak buruk. Hal ini dikarenakan maraknya penyalahgunaan untuk tujuan yang kurang baik dan terjadi terus menerus, termasuk di Indonesia. Nah, berikut ini adalah 5 macam penyalahgunaan media sosial yang kerap ditemukan.

  1. Peretasan dan Penipuan
    Media sosial dapat digunakan untuk meretas data pribadi seseorang dan disebarluaskan di internet, atau untuk pencurian identitas. Hal ini tentunya menyebabkan kerugian terhadap orang lain. Selain itu, penipuan juga marak terjadi melalui media sosial. Modus yang digunakan pun cukup beragam. Mulai dari penipuan undian berhadiah, bukti transfer palsu, hingga pengiriman barang yang tidak sesuai dengan pesanan.
  2. Perundungan atau Cyber Bullying
    Perundungan menjadi salah satu penyebab utama depresi yang cukup populer. Tak hanya secara fisik, kini perundungan juga banyak dilakukan melalui media sosial atau dikenal dengan cyber bullying. Perundungan lewat dunia maya ini dilakukan dengan menyerang akun media sosial seseorang, misalnya dengan meninggalkan komentar jahat di akun tersebut. Serangan tersebut juga berpotensi meluas karena dapat menggiring opini masyarakat.
    Cyber bullying dapat berpengaruh terhadap perkembangan orang yang dirundung tersebut, baik secara mental maupun karir. Bahkan hal ini juga kerap memicu seseorang untuk menghabisi nyawanya sendiri.
  3. Tindakan Kriminal
    Berbagai tindak kriminal juga banyak terjadi lewat media sosial. Modusnya, pelaku akan mendekati korban melalui akun media sosialnya, kemudian mengajak berkenalan hingga bertemu secara langsung. Selanjutnya, pelaku akan melakukan perilaku keji terhadap korbannya.
    Hingga saat ini, telah banyak ditemukan kasus penculikan, perampokan, penganiayaan, pemaksaan, hingga perkosaan yang dilakukan oleh kenalan dari media sosial. 
  4. Penyebaran Hoax
    Contoh penyalahgunaan media sosial yang tak kalah ramai adalah penyebaran hoax atau berita palsu. Berita yang disebarkan dapat beragam, mulai dari sekedar informasi bohong hingga perbuatan fitnah atau mencemarkan nama baik seseorang. Untuk itu, sebaiknya kita lebih bijak dalam memilah informasi. Sebelum ikut percaya apalagi menyebarkan berita yang diterima, cari tahu terlebih dahulu kebenaran informasi tersebut.
  5. Aktivitas Seks Komersil
    Tidak sedikit orang yang menggunakan media sosial untuk melakukan aktivitas seks komersil. Biasanya, motif pelaku berkaitan dengan faktor ekonomi. Alternatif ini dipilih sebagai ladang pemasukan untuk kebutuhan hidup karena dianggap lebih mudah dan praktis.
    Aktivitas seks komersil dapat berupa mengirimkan foto atau video kepada pengguna jasa mereka, panggilan video seks, atau hingga berhubungan intim. Hal ini seringkali dipromosikan melalui media sosial yang memuat informasi tarif dan benefit pengguna jasa. Parahnya, perilaku ini juga banyak dilakukan oleh anak di bawah umur demi mendapatkan uang dengan mudah.

Selain bentuk-bentuk penyalahgunaan tersebut, media sosial juga memberikan dampak buruk yang terlihat ringan misalnya kecanduan. Kecanduan media sosial mungkin tidak merugikan orang lain. Namun hal tersebut dapat membuat seseorang terlalu asyik berselancar di dunia maya hingga mengabaikan dunia nyata. Pada akhirnya, perilaku ini akan sangat mengganggu kehidupan pribadi mereka. Oleh karena itu, hendaknya kita lebih bijak dalam memanfaatkan segala bentuk perkembangan teknologi termasuk media sosial. Jika digunakan dengan baik, media sosial dapat memberikan manfaat baik bagi diri sendiri maupun masyarakat.

Bijak Menggunakan Sosial Media

Sosial media menjadi salah satu kebutuhan yang kini terdapat pada kehidupan masyarakat modern. Sosial media seperti namanya merupakan sebuah media yang memungkinkan berbagai penggunanya untuk saling bersosialisasi(berinteraksi). Saat ini sudah banyak bermuculan berbagai aplikasi sosial media, sebut saja Facebook, Twitter, Instagram dan lainnya.

Kemunculan berbagai sosial media ini tentu memberikan manfaat, tetapi layaknya sebuah pedang bermata dua, ini juga memiliki dampak negatif.

Kita berbicara tentang sosial media yang berarti berbicara tentang sebuah dunia baru yang bisa saling berinteraksi. Layaknya sebuah interaksi nyata, di sosial media kita dapat berinteraksi dengan berbagai orang dari berbagi negara, latar belakang dan macam-macam.

Melihat dari luasnya pengaruh sosial media saat ini, sangat penting bijak untuk menggunankanya. Tidak sedikit berbagai isu atau berita bohong(hoax) banyak disebarkan melalui sosial media, ini bisa menjadi permasalahan pelik apabila tidak ditangani oleh semua aspek.

Bijak menggunakan sosial media

Dengan semakin mudahnya mendapat informasi dan menyebarknya, sosial media menjadi semakin banyak digunakan. Ini tentunya memberikan banyak sisi positif karena kita bisa mengetahui apa pun yang ada diujung dunia dalam hitungan detik, tetapi ini menimbulkan permasalahan baru.

Permasalahan baru yang dimaksud adalah dengan semakin mudahnya menyebarkan informasi-informasi hoax, ujaran kebencian dan berbagai hal negatif lainnya. Ini pun terjadi bukan hanya di Indonesia saja, tetapi juga pada negara-negara yang bisa dikatakan sebagai negara maju.

Sebagai pengguna media sosial, penting untuk mengetahui dan mengecek secara berulang mengenai apa informasi yang diterima. Anda tidak bisa menerima informasi yang diterima secara mentah-mentah khususnya jika ini dibagikan oleh orang atau media yang belum tentu memiliki tingkat kredibilitas tinggi.

Berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi menjadi langkah awal yang bisa diterapkan pengguna media sosial sehingga tidak termakan dampak negatif yang bisa ditimbulkan oleh media sosial itu sendiri.

Ada banyak isu yang beredar di internet dan tidak semua isu tersebut benar adanya. Ini tentu berbahaya karena informasi yang belum tentu kebenarnya bisa membuat perpecahan dan lebih besar lagi membuat kacau suatu negara.

Jika tidak ingin mengalami hal tersebut, gunakanlah sosial media secara bijak. Manfaatkan sosial media sebagai media pembelajaran, media berbagi hal positif bahkan sebagai cara untuk mencari uang.

Facebook Tempat Favorit Kenalan Dan Selingkuh

Jika Anda mencurigai pasangan Anda selingkuh, secara emosional atau fisik, Anda mungkin lebih memperhatikan penggunaan Facebook, sebuah survei baru menunjukkan.

Ashley Madison, situs kencan luar nikah terkemuka di dunia, baru-baru ini mensurvei anggota terpilih untuk mengetahui platform media sosial dan mitra luar nubuatan mereka. Facebook adalah pemenang yang jelas.

Dari kumpulan anggota Ashley Madison yang disurvei, 74,6% paling aktif di Facebook, diikuti oleh LinkedIn sebesar 40,5%. Sepertiga (33,6%) dari mereka yang disurvei mengaku menggunakan Facebook untuk terhubung dengan pasangan di luar nikah.

Yang cukup menarik, Instagram (28,4%) dan Twitter (22,7%) jatuh di bagian bawah daftar popularitas di antara cheats. pesan di salah satu situs ini.

Sepintas statistik ini nampaknya meresahkan, namun perlu diingat bahwa survei ini semata-mata ditujukan pada anggota Ashley Madison yang menipu rekan mereka. Kesetiaan bukanlah prioritas bagi orang-orang ini. Tapi apa artinya ini bagi kita semua?

Sebagai permulaan, ini bukan studi pertama yang menghubungkan Facebook dengan masalah hubungan. Baru tahun lalu, Stop Penundaan, penghambat situs sementara yang menggabungkan psikologi dengan teknologi, menyurvei 5.000 pengguna Facebook dan menemukan bahwa empat puluh tujuh persen pengguna mengaku mengalami kecurangan emosional di Facebook. Itu berarti hampir semua pengguna melakukan hal-hal di Facebook yang seharusnya tidak mereka lakukan, di belakang punggung pasangan mereka.

Faktanya, 22% orang yang disurvei oleh Stop Penundaan mengatakan bahwa mereka merasa bahwa Facebook benar-benar membuat kecurangan lebih mudah; sementara 17% melaporkan bahwa mereka telah tergoda untuk menghubungi mantan anggota Facebook untuk berselingkuh.

Tidak perlu takut jika pasangan bermain Facebook

Meski meresahkan, data ini tidak terlalu mengejutkan. Pesan genit disini Beberapa foto suka disitu. Foto setiap orang yang pernah Anda temui, tidur dengan, berkencan atau ingin tidur dengan – mudah diakses di ponsel cerdas atau komputer Anda. Facebook telah membuatnya menggoda mudah untuk tidak setia kepada pasangan Anda. Toh, ini adalah platform media sosial yang pernah memiliki fitur “disodorkan” dengan sugestif.

 

Tapi sementara Facebook membuatnya sangat mudah bagi Anda untuk terlibat secara emosional dengan seseorang selain pasangan Anda, pada akhirnya harus berhati-hati dalam membuat keputusan yang buruk. Tindakan buruk dapat mengakibatkan pembubaran hubungan yang menyakitkan.

Hanya karena kecurangan di Facebook itu mudah dan statistik umum, tidak berarti kita harus melakukannya. Ambillah dari seseorang yang pernah ke sana – tidak ada “adonan” yang patut menyakiti pasangan Anda.