Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate meminta operator seluler untuk menghapus layanan 3G. Kebijakan tersebut dimaksudkan agar perusahaan operator seluler fokus kepada layanan 4G secara bertahap guna menopang konektivitas di wilayah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T) di Indonesia.
Menurut Menkominfo, jaringan 4G merupakan tulang punggung dalam melakukan konektivitas di Indonesia. Saat ini terdapat lebih dari 83 ribu desa/kelurahan di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 12.548 di antaranya belum tersentuh jaringan telekomunikasi 4G atau blank spot, dengan rincian 9.113 di wilayah 3T, sementara sisanya sebanyak 3.435 desa/kelurahan di wilayah komersial termasuk di daerah ibu kota negara tepatnya di Kepulauan Seribu. Walaupun terlihat kecil dari sisi persentase, namun jika dilihat dari sebaran masyarakat, jumlah ini termasuk setengah dari Indonesia.
Menkominfo meminta penghapusan 3G alih-alih 2G karena penggunaannya yang berbeda. Jaringan 2G digunakan untuk komunikasi suara. Sementara jaringan 3G merupakan komunikasi data, tetapi dengan kecepatan koneksi yang lebih lambat dari 4G. Inilah yang menjadi alasan agar operator seluler secara bertahap menghapus layanan 3G dan digantikan dengan 4G. Menurutnya, penyebaran layanan 4G secara merata ke seluruh wilayah Indonesia tidak bisa menunggu hingga 3G selesai secara alami, melainkan harus dengan cara mengakhiri layanan 3G secara bertahap.
Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) terus melakukan pembangunan BTS 4G di wilayah 3T. Menkominfo juga mengingatkan masyarakat jangan kaget apabila nantinya kecepatan internet tinggi ada di wilayah 3T tersebut.
Sementara itu, para operator seluler mengeluarkan pernyataan terkait permintaan Menkominfo untuk menghapus layanan 3G.
Telkomsel melalui General Manager External Corporate Communications, Aldin Hasyim menyatakan akan mengikuti kebijakan/arahan yang kelak dikeluarkan pemerintah. Telkomsel juga memastikan untuk tetap menjaga kualitas layanan kepada pelanggan secara optimal.
Sementara Group Head Corporate Communications XL Axiata, Tri Wahyuningsih mengatakan, pihaknya akan selaras dengan arahan pemerintah sebagai wujud komitmen untuk meningkatkan kualitas jaringan dan layanan 4G. XL juga telah melakukan penataan ulang teknologi yang digunakan dari 3G ke 4G secara bertahap di sejumlah wilayah tertentu demi memberikan kenyamanan yang lebih baik bagi pelanggan dalam menggunakan layanan data.
Indosat Ooredoo pun menyatakan komitmen untuk terus memberikan pengalaman telekomunikasi digital terbaik bagi pelanggannya. SVP Corporate Communications Indosat Ooredoo, Steve Saerang mengatakan bahwa Indosat akan melanjutkan ‘Turnaround Strategy’ dengan menghadirkan layanan 4G, termasuk di daerah non-3T, untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia. Tahun ini Indosat Ooredoo memperluas layanan 4G di 124 desa terpencil non-3T. Pada tahun 2022, Indosat menargetkan untuk menggelar layanan 4G di 645 desa terpencil sebagai wujud dukungan terhadap program pemerintah untuk memenuhi cakupan layanan jaringan 4G di seluruh Indonesia. Steve juga menuturkan bahwa seiring dengan perkembangan smartphone dan kehadiran 5G di Indonesia, Indosat akan mendorong pelanggan untuk memaksimalkan layanan 4G yang lebih unggul. Di samping itu, Indosat juga terus melakukan edukasi kepada pelanggan layanan 3G mengenai manfaat yang akan dinikmati dengan berpindah ke layanan 4G.
Di sisi lain, saat ini layanan 5G telah hadir di Indonesia. Namun penggelaran jaringan generasi kelima tersebut masih dalam tahap awal dan dengan keterbatasan. Pada tahun 2021, baru ada tiga operator seluler yang menyediakan layanan 5G, yaitu Telkomsel, Indosat Ooredoo, dan XL Axiata. Layanan tersebut juga baru dapat dinikmati di beberapa area/wilayah tertentu di Indonesia.